A. Pengertian
Iman
Secara
etimologis, iman merupakan suatu keadaan sikap seseorang. Sedangkan secara umum
iman dikatakan percaya. Maksudnya percaya yang menunjukan sikap yang terdapat
di dalam hati. Orang yang percaya kepada Allah SWT dan lainnya yang tersebut di
dalam rukun
iman, walaupun dalam sikap keseharian tidak mencerminkan ketaatan atau
kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih bisa disebut dengan
orang yang beriman. Hal ini disebabkan karena keyakinan setiap manusia yang
mengetahui urusan hatinya hanya Allah SWT yang mengetahui isi hatinya. Yang
penting bagi mereka, mereka sudah mengucapkan dua kalimat syahadat dan telah
menjadi Islam.
Di dalam surat Al – Baqoroh ayat165
dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada
Allah SWT beserta ajaran – Nya (asyaddu hubban lillah). Oleh karena itu, orang
yang beriman kepada Allah SWT berarti orang yang sangat amat rindu terhadap
ajaran Allah SWT, yaitu yang terdapat dalam Al – Quran dan sunnah Rosul.
Sedangkan dalam
hadits yang diriwayatkan menurut Ibnu Majah Atthabrani, iman merupakan tambatan
hati yang diikrarkan dengan lisan dan dilanjutkan dengan amal perbuatan (Al –
iimaanu ’aqdun bil qalbi waigraarun bilisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan
demikian, iman merupakan kesatuan antara hati, ucapan, dan tingkah laku perbuatan,
serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.
Iman dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu iman haq dan iman bathil. Iman haq merupakan iman
yang dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya. Sedangkan iman bathil
adlah iman yang berpandangan dan bersikap selain dengan ajaran Allah
B. Pengertian Takwa
Takwa secara
umum memiliki pengertian melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan
Allah. Orang yang bertaqwa adalah orang yang
beriman, yaitu orang yang berpandanagn dan bersikap hidup dengan ajaran Allah
menurut Sunnah Rosul, yakni orang yang melaksanakan sholat, sebagai upaya
pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung
tegaknya ajaran Allah.
3
C.
. Wujud Iman dan Takwa
Wujud iman termuat dalam 3 unsur
yaitu isi hati, ucapan, dan perbuatan. Dalam artian diyakini dalam hati yaitu
dengan percaya akan adanya Allah SWT, diucapkan dengan lisan yaitu dengan
mengucapkan 2 kalimat syahadat, dan dilakukan dengan perbuatan maksudnya
menjalankan seluruh perintah – Nya dan menjauhi seluruh larangan – Nya.
Seseorang yang dikatakan beriman
bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya
untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan. Karena itu
iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam
diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.
Akidah Islam adalah bagian yang
paling pokok dalam agama Islam. Ia merupakan keyakinan yang menjadi dasar dari
segala suatu tindakan atau amal. Seseorang dipandang sebagai muslim itu bukan
muslim tergantung pada akidahnya. Apabila ia berakidah Islam, maka segala
sesuatu yang dilakukannya akan bernilai sebagai amaliah seorang muslim atau
amal saleh. Apabila tidak beraqidah, maka segala amalnya tidak memiliki arti
apa-apa, kendatipun perbuatan yang dilakukan bernilai dalam pendengaran
manusia.
Akidah Islam atau iman mengikat
seorang muslim, sehingga ia mengikat dengan segala aturan hukum yang datang
dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti meyakini dan
melaksanakan segala sesuatu yang diatur alam ajaran Islam. Seluruh hidupnya
didasarkan pada ajaran Islam.
D. Proses Terbentuknya Iman
Benih iman yang
dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yang berkesinambungan. Benih
yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan yang intensif, besar
kemungkinan menjadi punah. Demikian pula halnya dengan benih iman. Berbagai
pengaruh terhadap seseorang akan mengarahkan iman atau kepribadian seseorang,
baik yang datang dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan maupun
lingkungan termasuk benda-benda mati seperti tanah, air, dan lingkungan flora
serta fauna.
Pengaruh
pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung, baik yang disengaja
maupun tidak disengaja amat berpengaruh terhadap iman seseorang. Tingkah laku
orang tua dalam rumah tangga senantiasa merupakan contoh dan teladan bagi
anak-anak. Tingkah laku yang baik maupun yang buruk akan ditiru anak-anaknya.
Jangan diharapkan anak berprilaku baik, apabila orang tuanya selalu melakukan
perbuatan yang
tercela. Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda, setiap anak lahir membawa fitrah.
Orang tuanya yang berperan menjadikan anak tersebut Yahudi, Nasrani, atau
Majusi.
4
Pada dasarnya,
proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses perkenalan,
kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Disamping proses perkenalan, proses
pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa pembiasaan, seseorang bisa
saja semula benci berubah menjadi senang.
E . Tanda – tanda Orang Beriman
Dalam Al –
Quran, orang – orang yang beriman dapat dinyatakan sebagai berikut:
a.
Jika
disebut nama Allah SWT (dengan ilmu), maka hatinya bergetar dan apabila
dibacakan Al – Quran maka hatinya bergejolak untuk melaksanakannya (Al – Anfal : 2).
b.
Senantiasa
tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, yang diiringi
dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah
Rasul (Ali Imran: 120, al-Maidah: 12, al anfal: 2, at Taubah: 52, Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Taghabun: 13)
c.
Tertib
melaksanakan sholat dan selalu menjaga pelaksanaannya (Al – Anfal : 3 dan Al – Mu’minun
: 2,7).
d.
Menafkahkan
rizki yang diterima (Al – Anfal : 3
dan Al – Mu’minun :4). Hal ini
dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah
merupakan upaya pemerataan ekonomi.
e.
Menghindari
perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (Al – Mu’minun : 3,5)
f.
Memelihara
amanah dan menepati janji (Al – Mu’minun
: 6).
g.
Berjihad
di jalan Allah dan suka menolong (Al –
anfal : 74).
h.
Tidak
meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (An – Nur : 62).
F.
Hubungan antara Keimanan dan Ketakwaan
Keimanan dan ketakwaan
merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa adalah orang
yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah
menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya
pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.
Takwa adalah
melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan larangannya. Iman adalah percaya
pada pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah, yaitu al-Qur’an menurut
Sunnah Rasul, atau dengan selain ajaran Allah, yang terwujud ke dalam ucapan
dan perbuatan.
5
Wujud iman
menurut tiga unsur, yaitu isi hati, ucapan, dan laku perbuatan. Isi hati dan
perbuatan disebut pandangan hidup, sedangkan laku perbuatan yang mewujudkan
gerak berbuat dalam keseluruhan hidup manusia disebut sikap hidup.
Sikap hidup
seseorang bisa bernilai haq bisa juga bernilai bathil, tergantung pada
pandangannya. Jika pandangannya adalah pandangan haq, maka sikap hidup atau
perilakunya bernilai haq. Demikian juga sebaliknya, jika pandangan yang dimiiki
pandangan bathil, maka sikap hidup atau perilakunya bernilai bathil. Dengan
demikian ada dua wujud iman yaitu wujud iman haq dan wujud iman bathil
Menurut pendapat
jumhur ulama dan imam Syafi’i meriwayatkan ijma para shohabat,tabi’in dan
orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau bahwa iman adalah :
تصديق بالقلب وإقرار
باللسان و عمل بالأركان
“Membenarkan
dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan” ”
Membenarkan dengan hati maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh
Rasulullah Saw. Mengikrarkan dengan lisan ” maksudnya mengucapkan dua kalimat
syahadat ” Asyhadu alla Ilaha illah wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah “.
Sedangkan mengamalkan dengan anggota badan maksudnya, hati mengamalkan dalam
bentuk keyakinan sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah
sesuai dengan fungsinya.
Allah telah
begitu banyak menyebutkan dan menjelaskan ayat-ayatnya yang tercantum di berbagai surat dalam
Al-qur’an diantara salah satu firmannya dalam surat al-’Ashr :
إن الإنسان لفي خسر
إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات
” Sesungguhnya
manusia senantiasa berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal sholih “
Senada dengan
ayat diatas Allah berfirman dalam surat
at-Tin :
إن الذين آمنوا وعملوا
الصالحات فلهم اجر غير ممنون
” Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih bagi mereka pahala yang
tak terhingga “
Orang yang
benar-benar beriman kepada Allah dan rasulnya akan lahir dari dirinya
sifat-sifat luhur dan akhlak mulia sebagaimana disebutkan dalam hadis-hadis
Nabi saw yang mengatakan :
من كان يؤمن بالله
واليوم الآخر فليقل خيرا او ليصمت
6
Dalam riwayat
lain dikatakan :
من كان يؤمن بالله
واليوم الآخرفليكرم ضيفه اوفليكرم جاره
Iman yang benar
kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat
untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga
sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan
seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar
imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan
akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak
mulia merupakan ciri-ciri dari orang yang bertakwa.
G. Problema, Tantangan, dan Resiko dalam Kehidupan
Modern
Diantara
problematika dalam kehidupan modern adalah masalah sosial-budaya yang sudah established, sehingga sulit sekali
memperbaikinya.
Secara ekonomi bangsa Indonesia
semakin tambah terpuruk. Hal ini karena diadopsinya sistem kapitalisme dan
melahirkan korupsi besar-besaran. Sedangkan di bidang politik, selalu muncul
konflik diantara partai dan semakin jauhnya anggota parlemen dengan nilai-nilai
Qur’ani, karena pragmatis dan oportunis.
Dibidang sosial banyak muncul
masalah. Berbagai tindakan kriminal sering terjadi dan pelanggaran terhadap
norma-norma.
Persoalan itu muncul, karena wawasan
ilmunya salah, sedang ilmu merupakan roh yang menggerakkan dan mmewarnai
budaya.Hal itu menjadi tantangan yang amat berat dan dapat menimbulkan resiko
yang besar.
Dalam kaitan ini, iman dan takwa
yang dapat berperan menyelesaikan problema dan tantangan kehidupan modern
tersebut.
H. Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema dan
Tantangan kehidupan Modern
a.
Iman
melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda
b.
Iman
menanamkan semangat berani menghadapi maut
c.
Iman
menanamkan sikap “self help” dalam
kehidupan
d.
Iman
memberikan ketentraman jiwa
e.
Iman
mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan
thayyibah)
f.
Iman
melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
g.
Iman
memberikan keberuntungan
h.
Iman
mencegah penyakit
7