Rabu, 21 Agustus 2013

makalah agama nih sob KEIMANAN DAN KETAKWAAN




A. Pengertian Iman

Secara etimologis, iman merupakan suatu keadaan sikap seseorang. Sedangkan secara umum iman dikatakan percaya. Maksudnya percaya yang menunjukan sikap yang terdapat di dalam hati. Orang yang percaya kepada Allah SWT dan lainnya yang tersebut di dalam rukun iman, walaupun dalam sikap keseharian tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih bisa disebut dengan orang yang beriman. Hal ini disebabkan karena keyakinan setiap manusia yang mengetahui urusan hatinya hanya Allah SWT yang mengetahui isi hatinya. Yang penting bagi mereka, mereka sudah mengucapkan dua kalimat syahadat dan telah menjadi Islam.
Di dalam surat Al – Baqoroh ayat165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah SWT beserta ajaran – Nya (asyaddu hubban lillah). Oleh karena itu, orang yang beriman kepada Allah SWT berarti orang yang sangat amat rindu terhadap ajaran Allah SWT, yaitu yang terdapat dalam Al – Quran dan sunnah Rosul.
Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan menurut Ibnu Majah Atthabrani, iman merupakan tambatan hati yang diikrarkan dengan lisan dan dilanjutkan dengan amal perbuatan (Al – iimaanu ’aqdun bil qalbi waigraarun bilisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan antara hati, ucapan, dan tingkah laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.
Iman dapat dibedakan menjadi 2, yaitu iman haq dan iman bathil. Iman haq merupakan iman yang dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya. Sedangkan iman bathil adlah iman yang berpandangan dan bersikap selain dengan ajaran Allah

B. Pengertian Takwa
 Takwa secara umum memiliki pengertian melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Orang yang bertaqwa adalah orang yang beriman, yaitu orang yang berpandanagn dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rosul, yakni orang yang melaksanakan sholat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.

3
C. . Wujud Iman dan Takwa

             Wujud iman termuat dalam 3 unsur yaitu isi hati, ucapan, dan perbuatan. Dalam artian diyakini dalam hati yaitu dengan percaya akan adanya Allah SWT, diucapkan dengan lisan yaitu dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat, dan dilakukan dengan perbuatan maksudnya menjalankan seluruh perintah – Nya dan menjauhi seluruh larangan – Nya.
            Seseorang yang dikatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.
            Akidah Islam adalah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Ia merupakan keyakinan yang menjadi dasar dari segala suatu tindakan atau amal. Seseorang dipandang sebagai muslim itu bukan muslim tergantung pada akidahnya. Apabila ia berakidah Islam, maka segala sesuatu yang dilakukannya akan bernilai sebagai amaliah seorang muslim atau amal saleh. Apabila tidak beraqidah, maka segala amalnya tidak memiliki arti apa-apa, kendatipun perbuatan yang dilakukan bernilai dalam pendengaran manusia.
            Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia mengikat dengan segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur alam ajaran Islam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran Islam.

D. Proses Terbentuknya Iman

Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yang berkesinambungan. Benih yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan yang intensif, besar kemungkinan menjadi punah. Demikian pula halnya dengan benih iman. Berbagai pengaruh terhadap seseorang akan mengarahkan iman atau kepribadian seseorang, baik yang datang dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan maupun lingkungan termasuk benda-benda mati seperti tanah, air, dan lingkungan flora serta fauna.
Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung, baik yang disengaja maupun tidak disengaja amat berpengaruh terhadap iman seseorang. Tingkah laku orang tua dalam rumah tangga senantiasa merupakan contoh dan teladan bagi anak-anak. Tingkah laku yang baik maupun yang buruk akan ditiru anak-anaknya. Jangan diharapkan anak berprilaku baik, apabila orang tuanya selalu melakukan perbuatan yang tercela. Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda, setiap anak lahir membawa fitrah. Orang tuanya yang berperan menjadikan anak tersebut Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

4
Pada dasarnya, proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Disamping proses perkenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa pembiasaan, seseorang bisa saja semula benci berubah menjadi senang.

E . Tanda – tanda Orang Beriman

Dalam Al – Quran, orang – orang yang beriman dapat dinyatakan sebagai berikut:
a.       Jika disebut nama Allah SWT (dengan ilmu), maka hatinya bergetar dan apabila dibacakan Al – Quran maka hatinya bergejolak untuk melaksanakannya (Al – Anfal : 2).
b.      Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, yang diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul (Ali Imran: 120, al-Maidah: 12, al anfal: 2, at Taubah: 52, Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Taghabun: 13)
c.       Tertib melaksanakan sholat dan selalu menjaga pelaksanaannya (Al – Anfal : 3 dan Al – Mu’minun : 2,7).
d.      Menafkahkan rizki yang diterima (Al – Anfal : 3 dan Al – Mu’minun :4). Hal ini dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan upaya pemerataan ekonomi.
e.       Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (Al – Mu’minun : 3,5)
f.       Memelihara amanah dan menepati janji (Al – Mu’minun : 6).
g.      Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (Al – anfal : 74).
h.      Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (An – Nur : 62).

F.  Hubungan antara Keimanan dan Ketakwaan

                  Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.
Takwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan larangannya. Iman adalah percaya pada pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasul, atau dengan selain ajaran Allah, yang terwujud ke dalam ucapan dan perbuatan.


5
Wujud iman menurut tiga unsur, yaitu isi hati, ucapan, dan laku perbuatan. Isi hati dan perbuatan disebut pandangan hidup, sedangkan laku perbuatan yang mewujudkan gerak berbuat dalam keseluruhan hidup manusia disebut sikap hidup.
Sikap hidup seseorang bisa bernilai haq bisa juga bernilai bathil, tergantung pada pandangannya. Jika pandangannya adalah pandangan haq, maka sikap hidup atau perilakunya bernilai haq. Demikian juga sebaliknya, jika pandangan yang dimiiki pandangan bathil, maka sikap hidup atau perilakunya bernilai bathil. Dengan demikian ada dua wujud iman yaitu wujud iman haq dan wujud iman bathil
Menurut pendapat jumhur ulama dan imam Syafi’i meriwayatkan ijma para shohabat,tabi’in dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau bahwa iman adalah :
تصديق بالقلب وإقرار باللسان و عمل بالأركان
“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan” ” Membenarkan dengan hati maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Mengikrarkan dengan lisan ” maksudnya mengucapkan dua kalimat syahadat ” Asyhadu alla Ilaha illah wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah “. Sedangkan mengamalkan dengan anggota badan maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.
Allah telah begitu banyak menyebutkan dan menjelaskan ayat-ayatnya  yang tercantum di berbagai surat dalam Al-qur’an diantara salah satu firmannya dalam surat al-’Ashr :
إن الإنسان لفي خسر إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات
” Sesungguhnya manusia senantiasa berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih “
Senada dengan ayat diatas Allah berfirman dalam surat  at-Tin :
إن الذين آمنوا وعملوا الصالحات فلهم اجر غير ممنون
” Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih bagi mereka pahala yang tak terhingga “
Orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan rasulnya akan lahir dari dirinya sifat-sifat luhur dan akhlak mulia sebagaimana disebutkan dalam hadis-hadis Nabi saw yang mengatakan :
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا او ليصمت



6
Dalam riwayat lain dikatakan :
من كان يؤمن بالله واليوم الآخرفليكرم ضيفه اوفليكرم جاره
Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga  sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan ciri-ciri dari orang yang bertakwa.

G. Problema, Tantangan, dan Resiko dalam Kehidupan Modern

Diantara problematika dalam kehidupan modern adalah masalah sosial-budaya yang sudah established, sehingga sulit sekali memperbaikinya.
            Secara ekonomi bangsa Indonesia semakin tambah terpuruk. Hal ini karena diadopsinya sistem kapitalisme dan melahirkan korupsi besar-besaran. Sedangkan di bidang politik, selalu muncul konflik diantara partai dan semakin jauhnya anggota parlemen dengan nilai-nilai Qur’ani, karena pragmatis dan oportunis.
            Dibidang sosial banyak muncul masalah. Berbagai tindakan kriminal sering terjadi dan pelanggaran terhadap norma-norma.
            Persoalan itu muncul, karena wawasan ilmunya salah, sedang ilmu merupakan roh yang menggerakkan dan mmewarnai budaya.Hal itu menjadi tantangan yang amat berat dan dapat menimbulkan resiko yang besar.
            Dalam kaitan ini, iman dan takwa yang dapat berperan menyelesaikan problema dan tantangan kehidupan modern tersebut.

H. Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan kehidupan Modern
a.       Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda
b.      Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
c.       Iman menanamkan sikap “self help” dalam kehidupan
d.      Iman memberikan ketentraman jiwa
e.       Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan thayyibah)
f.       Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
g.      Iman memberikan keberuntungan
h.      Iman mencegah penyakit

7